Kerusakan lingkungan, penurunan kualitas udara, dan berkurangnya tutupan hijau menjadi persoalan serius yang kini dihadapi banyak daerah, termasuk Kabupaten Jember. Aktivitas manusia yang tak terkendali seperti pembukaan lahan untuk pertanian dan permukiman, serta penebangan pohon tanpa reboisasi berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Melihat situasi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Jember mengambil langkah nyata melalui berbagai program reboisasi dan konservasi alam yang bertujuan menghijaukan kembali bumi Jember serta menjaga kelestarian sumber daya alamnya.

Menjaga Paru-Paru Jember

Jember memiliki topografi yang beragam  dari dataran rendah, pegunungan, hingga kawasan hutan yang luas di bagian utara dan selatan. Wilayah hutan ini berfungsi penting sebagai paru-paru daerah, penyangga air tanah, sekaligus habitat bagi berbagai flora dan fauna. Namun dalam beberapa tahun terakhir, tutupan hutan di sejumlah kawasan mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan dan aktivitas manusia yang kurang ramah lingkungan.

Menyadari pentingnya menjaga fungsi ekologis tersebut, DLH Jember menggulirkan Program “Hijaukan Jember”, yang berfokus pada kegiatan penanaman pohon (reboisasi) dan konservasi kawasan alam. Program ini tidak hanya dijalankan oleh pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat, lembaga pendidikan, komunitas lingkungan, dan sektor swasta. Kolaborasi ini menjadi kunci utama agar gerakan penghijauan dapat berjalan berkelanjutan.

Reboisasi Sebagai Upaya Pemulihan Ekosistem

Salah satu kegiatan utama dalam program “Hijaukan Jember” adalah reboisasi di daerah-daerah kritis. DLH bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Perhutani, kelompok tani hutan, dan pemerintah desa, untuk menanam ribuan pohon setiap tahunnya. Lokasi prioritas meliputi daerah aliran sungai (DAS), lereng perbukitan rawan longsor, serta lahan-lahan yang mengalami degradasi.

Kepala DLH Jember menjelaskan bahwa reboisasi tidak hanya sekadar menanam pohon, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan perawatan tanaman tersebut. “Kami ingin pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan berfungsi menjaga keseimbangan lingkungan. Karena itu, kami melibatkan masyarakat sekitar agar ikut merawat dan merasa memiliki,” ujarnya dalam sebuah kegiatan penanaman pohon di Kecamatan Panti.

Hingga saat ini, ribuan bibit pohon produktif seperti trembesi, sengon, mahoni, dan alpukat telah ditanam. Jenis-jenis pohon tersebut dipilih karena memiliki daya serap air yang tinggi, tahan terhadap perubahan iklim, dan bermanfaat secara ekonomi bagi warga sekitar.

Konservasi Alam dan Pelestarian Sumber Daya Air

Selain reboisasi, DLH Jember juga menjalankan berbagai program konservasi alam, terutama yang berfokus pada perlindungan sumber daya air dan daerah resapan. Beberapa kawasan mata air di wilayah pegunungan kini dijadikan zona konservasi untuk mencegah eksploitasi berlebihan. Di wilayah selatan Jember, DLH berkolaborasi dengan kelompok tani dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam menjaga vegetasi di sekitar sungai agar tidak mengalami erosi.

Program konservasi ini mencakup kegiatan seperti penanaman bambu di sepanjang bantaran sungai, pembuatan sumur resapan, serta pembangunan embung desa untuk menampung air hujan. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat merasakan langsung manfaat konservasi, baik dari segi ketersediaan air bersih maupun ketahanan terhadap kekeringan di musim kemarau.

Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

DLH Jember memahami bahwa keberhasilan penghijauan dan konservasi tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga kesadaran dan keterlibatan masyarakat. Karena itu, berbagai kegiatan edukatif terus digencarkan, seperti Gerakan Menanam Pohon Serentak, kampanye “Satu Warga Satu Pohon”, dan lomba lingkungan hijau di tingkat sekolah dan desa.

Melalui pendekatan edukatif, masyarakat diajak untuk memahami manfaat ekologis dari pohon, seperti penyerapan karbon, pengendalian banjir, dan peningkatan kualitas udara. Sekolah-sekolah yang tergabung dalam program Sekolah Adiwiyata juga dilibatkan dalam kegiatan penghijauan di lingkungan pendidikan, sehingga generasi muda dapat belajar mencintai alam sejak dini.

Selain itu, DLH juga menggandeng komunitas dan kelompok pemuda untuk menjadi duta lingkungan. Mereka berperan sebagai penggerak di lapangan membantu menanam, memantau pertumbuhan pohon, dan menyosialisasikan pentingnya menjaga alam kepada warga sekitar. Dengan melibatkan berbagai kalangan, semangat penghijauan menjadi gerakan kolektif, bukan hanya program formal pemerintah.

Menuju Jember yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan

Upaya DLH Jember dalam reboisasi dan konservasi alam mulai menunjukkan hasil positif. Beberapa kawasan yang sebelumnya gundul kini mulai menghijau kembali. Debit air di beberapa mata air meningkat, dan risiko tanah longsor di beberapa titik menurun. Selain itu, partisipasi masyarakat semakin tinggi, terbukti dengan banyaknya komunitas yang secara mandiri mengadakan kegiatan menanam pohon.

Namun demikian, DLH Jember menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tantangan seperti perubahan iklim, laju pembangunan, dan rendahnya kesadaran sebagian masyarakat tetap perlu diatasi dengan pendekatan kolaboratif dan edukatif.

Dengan semangat “Hijaukan Jember”, DLH berkomitmen melanjutkan program ini secara berkesinambungan. Harapannya, setiap warga Jember dapat berperan aktif  menanam, merawat, dan menjaga sehingga kelestarian lingkungan bukan hanya slogan, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Menanam satu pohon mungkin terlihat kecil, tetapi dari langkah sederhana itulah masa depan bumi dapat diselamatkan. Dan dari Jember, semangat menghijaukan bumi itu terus tumbuh, menebar harapan untuk alam yang lestari dan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.