Setelah calon kepala daerah dinyatakan lolos sebagai kontestan Pilkada, kini mulailah saatnya mereka melakukan kampanye secara terbuka. Masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 resmi dimulai, Kamis (15/2/2018) hingga 23 Juni 2018.
Sejak dulu, kandidat kepala daerah cenderung memilih lokasi kampanye yang jadi simbol kerakyatan dan kepedulian. Lantas, di mana saja tempat strategis untuk melakukan kampanye versi para cagub-cawagub. Simak ulasan yang berhasil dirangkum LampuHijau berikut:
Pengamat politik UIN Gun Gun Heryanto menganalisa kebiasaan kandidat selalu memilih kampanye di lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari ziarah makam, pasar tradisional, perkampungan kumuh dan padat penduduk, kantong-kantong kemiskinan, hingga ke simpul-simpul atau kantong suara pendukung.
Menurut Gun, ada tiga aspek yang bisa terbaca dari gaya dan pemilihan lokasi kampanye para kandidat kepala daerah.
Aspek pertama adalah sosiologis. Ada keinginan calon kepala daerah dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang dituju saat kampanye.
Aspek kedua adalah yang bertujuan menyentuh psikologis. Biasanya para kandidat langsung mendatangi simpul dan kantong-kantong suara pendukung. Aspek ini bergantung pada kekuatan mesin partai untuk memengaruhi massa pendukung.
Aspek ketiga adalah yang tujuannya rasional. Masih banyak pemilih rasional yang dukungan serta suaranya dalam pemilihan kepala daerah bisa berubah-ubah. Jika disurvei, mereka belum merepresentasikan kandidat tertentu.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.