Pernahkah kau merasa, kau telah merencanakan sesuatu dengan rapinya, tapi entah mengapa kenyataan tidak sesuai dengan rencanamu? Bukan karena ada cela dalam rencana kita atau juga bukan karena rencana kita gagal, kita sudah merancangnya dengan sungguh rapi. Tapi ada faktor lain yang memang di luar dari hal yang kita bisa antisipasi. Faktor lain yang berada di luar kekuasaan kita. Kita seakan ‘terjebak’ dalam situasi tersebut.
Namun, dari terjebaknya tersebut justru membawa (hidup) kita ke arah yang juga sama sekali tidak bisa diprediksi. Hal ini mengingatkanku pada cerita seorang teman. Ia awalnya bekerja di kantor besar dengan segala fasilitasnya. Dalam rencananya, ia akan terus berkarir di sana. Karena ia dan kantor tersebut benar-benar ‘cocok satu sama lain’. Rasanya tak ada yang bisa memisahkan ia dengan kantor di saat itu. Dan tak ada pula rencana untuk meninggalkan karirnya di sana. Namun, sesuatu terjadi setelah ia melahirkan anaknya. Awalnya sama seperti karyawati yang lain. Ia akan cuti melahirkan dan setelah itu lanjut bekerja lagi seperti yang lainnya. Allah ternyata punya rencana lain untuknya. Setelah cuti melahirkannya habis, ternyata anaknya menderita penyakit tertentu yang menuntut temanku untuk lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada anaknya tersebut. Tanpa perencanaan sebelumnya, ia akhirnya (dengan berat hati) memutuskan untuk resign. Padahal kala itu ia sedang menikmati karirnya sebagai wanita pekerja. Singkat cerita, akhirnya untuk beberapa saat ia menjadi ibu rumah tangga. Namun, ia juga menyedari bahwa dengan begitu ada bagian dari dirinya yang tidak berjalan dengan semestinya (baca: ilmunya tidak dapat disebarkan dengan luas). Akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka usaha di rumah. Dan hingga kini, ia justru bisa berbuat lebih banyak dibandingkan ketika ia masih bekerja sebagai karyawan di kantor ternama dulu.
Cerita di atas hanyalah satu dari sekian bagaimana Allah, mengarahkan jalan hidup kita ke jalur yang lebih baik. Mungkin kita sering tidak menyadari atau malah menyadari tapi menganggap itu seperti ‘jebakan’, sama seperti yang dirasakan oleh temanku di awal dia harus terpaksa resign di masa ia sedang menikmati karirnya. Kini selain ia bisa menjalankan usahanya dari rumah, ia pun juga tetap memiliki banyak waktu bersama anak san keluarganya. Dulu ketika ia masih berkarir di kantor, ia seakan dibutakan tentang pentingnya bersama keluarga. ‘Terjebaknya’ ia ternyata membawanya ke jalur yang lebih baik.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 216:
“... Boleh jadi kamu mmbenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Kita boleh berencana dan mempunyai keinginan, namun ketika dihadapkan pada kondisi berganti jalur, berputar arah, berhenti sesaat, atau pilihan-pilihan lainnya, ingatlah bahwa ada rencana yang lebih besar dibandingkan dengan rencana yang kita buat. Dan itu adalah rencana dari Dia yang Maha Mengetahui. Percayalah bahwa rencanaNya lebih indah dan tentu baik untuk kita.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.