Kota Ambon, sebagai ibu kota Provinsi Maluku, dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona laut yang biru, udara yang segar, serta kekayaan hayati yang melimpah. Namun, di balik pesona tersebut, Ambon juga menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas lingkungannya di tengah arus urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi kunci penting untuk memastikan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan kelestarian alam di kota ini.
Konsep pengelolaan lingkungan berkelanjutan menekankan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang tanpa mengorbankan hak generasi mendatang. Di Ambon, hal ini menjadi sangat relevan mengingat sebagian besar masyarakat masih bergantung pada sumber daya alam seperti laut, hutan, dan tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika sumber daya tersebut tidak dikelola dengan baik, maka potensi kerusakan lingkungan seperti pencemaran air, degradasi hutan, dan penurunan kualitas udara akan meningkat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ambon memiliki peran strategis dalam mengoordinasikan berbagai upaya pelestarian lingkungan. DLH tidak hanya berfungsi sebagai pengawas kebijakan, tetapi juga sebagai fasilitator yang mendorong keterlibatan masyarakat, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Beberapa isu lingkungan yang menjadi perhatian utama di Kota Ambon antara lain pengelolaan sampah, pencemaran air, dan berkurangnya ruang terbuka hijau. Produksi sampah di Ambon terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Ambon menunjukkan bahwa volume sampah harian di Ambon mencapai puluhan ton, dan sebagian besar masih berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Toisapu. Minimnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah serta keterbatasan infrastruktur pengolahan sampah menjadi tantangan tersendiri.
Selain itu, pencemaran perairan juga menjadi isu penting, terutama di kawasan pesisir dan teluk Ambon. Limbah rumah tangga dan aktivitas perikanan yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan penurunan kualitas air laut. Padahal, ekosistem laut Ambon merupakan salah satu aset utama kota ini, baik untuk pariwisata maupun perikanan. Jika tidak ditangani dengan serius, hal ini dapat berdampak pada menurunnya produktivitas sumber daya laut serta mengancam kesehatan masyarakat.
Pemerintah Kota Ambon melalui DLH telah melakukan berbagai program untuk memperkuat pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Salah satunya adalah program Ambon Bersih dan Hijau, yang berfokus pada pengurangan volume sampah dan peningkatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan. Program ini mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan seperti bank sampah, penanaman pohon, dan gerakan Jumat bersih di lingkungan sekitar.
Selain itu, DLH Ambon juga aktif dalam mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan mengenai pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Edukasi ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga sekolah-sekolah agar kesadaran lingkungan dapat ditanamkan sejak dini. Dengan melibatkan pelajar, diharapkan muncul generasi muda Ambon yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
Dalam hal penegakan aturan, pemerintah juga memperketat pengawasan terhadap aktivitas industri dan pembangunan yang berpotensi menimbulkan pencemaran. Setiap pelaku usaha diwajibkan memiliki dokumen lingkungan seperti AMDAL atau UKL-UPL sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Langkah ini penting agar kegiatan ekonomi tetap berjalan tanpa mengorbankan kelestarian alam.
Keberhasilan pengelolaan lingkungan tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Di Ambon, sudah banyak komunitas yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan, seperti kelompok pemuda yang melakukan aksi bersih pantai, penanaman mangrove, dan kampanye pengurangan plastik sekali pakai. Kolaborasi antara DLH dan komunitas lokal ini menjadi contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari gerakan kecil di tingkat masyarakat.
Selain itu, dunia usaha juga mulai dilibatkan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan. Beberapa perusahaan di Ambon telah mendukung kegiatan penghijauan dan pengelolaan sampah terpadu, sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan masih perlu ditingkatkan. Masalah pendanaan dan keterbatasan teknologi pengelolaan sampah modern juga menjadi kendala dalam pelaksanaan program lingkungan. Selain itu, perubahan iklim global yang menyebabkan cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut turut menjadi ancaman bagi ekosistem pesisir Ambon.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat harapan besar. Dengan komitmen pemerintah, dukungan masyarakat, serta kemitraan lintas sektor, Kota Ambon berpotensi menjadi contoh kota berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. Penguatan kapasitas kelembagaan, inovasi dalam pengelolaan limbah, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan menjadi fondasi penting menuju masa depan yang lebih hijau dan sehat.
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan di Kota Ambon bukanlah sekadar tanggung jawab pemerintah, melainkan tugas bersama seluruh lapisan masyarakat. Alam Ambon yang indah adalah warisan berharga yang harus dijaga. Melalui sinergi antara kebijakan, edukasi, dan tindakan nyata, Ambon dapat terus berkembang sebagai kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga lestari dan nyaman untuk dihuni. Dengan langkah kecil yang konsisten hari ini, Ambon dapat mewujudkan visinya sebagai “Kota Bersih, Hijau, dan Berkelanjutan” bagi generasi mendatang.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
                
            Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.